Interviu Bersama Glam Aspic: Si ‘soprano contrarie’ dari Prancis

INI merupakan tulisan perdana lengkap dengan wawancara langsung bersama narasumber. walaupun via email, namun penulis menikmati proses itu. berawal dari hobi yang suka mengulik lagu-lagu di aplikasi streaming musik Spotify, kemudian tak sengaja menemukan satu musisi asal Prancis yang dimana, ketika pertama mendengarnya terlintas di benak pikiran “gue harus tulis orang ini”. perkenalkan Glam Aspic.

musisi wanita berdarah Prancis ini memiliki nama asli Marilyne. musik yang dimainkan bisa dikategorikan sebagai Rock. namun, gue lebih suka menyebutnya sebagai “rock murni, kelam, dan bermakna”.

memulai debut solonya sejak 2016, hingga kini Marilyne sudah menghasilkan dua album penuh sepanjang 2019 kemarin. lirik jujur tanpa basa-basi membawa gue untuk mendalami karya-karyanya. tak hanya itu, penempatan nada-nada instrumen gitar dan drum yang begitu idionsikrasi menjadikan perbedaan tersendiri untuk musiknya.

tidak percaya? silahkan dengarkan hasil karya Glam Aspic:

seperti tertulis di awal. pada akhirnya, bermodalkan rasa penasaran, internet, dan ponsel pintar samsung A5 2017, penulis memberanikan diri untuk menghubungi melalui direct massage Instagram dan Email, tanpa membuang waktu banyak Marilyne pun membalas dan menyetujui melakukan wawancara via email.

walaupun terpisahkan benua serta ditengah kegilaan pandemi COVID-19 ini, berikut hasil wawancara kumiusik bersama Glam Aspic pada 7 April 2020, selamat membaca:

kumiusik: can you introduce yourself? (bisa perkenalkan dirimu?)

Glam Aspic: I am a lady-vocalist,  i write and sing my own material. I am French, i wont tell you my age, My real first name is Marilyne but i opted for ‘Glam Aspic‘ for my solo projects.

(aku adalah seorang vokalis perempuan, aku menulis dan menyanyikan materi-materiku sendiri. aku orang Perancis, dan aku tidak mau menyebutkan umurku. nama depan asliku adalah Marilyne, tapi aku menggunakan ‘Glam Aspic’ untuk nama proyek soloku)

I write songs in English. My sound is a bit ‘emo’ a bit grungy and i am a bit of a #MeToo style. I try to escape from the ‘whitetrash’ label that sometimes drive people to categorize you. I studied 5 years at University. I am someone brainy  but i need music and i use music to counterbalance my brain,  my intellect, in a way to make me feel good emotionally,  to be me.

(aku menulis lagu-laguku dalam bahasa inggris. genre ku sedikit emo, sedikit grunge dan sedikit bergaya #MeToo. aku mencoba untuk lari dari label ‘whitetrash’ yang kadang membuat orang lain untuk mengkategorisasikan dirimu. aku belajar 5 tahun di universitas. aku orang yang cukup pintar, namun terkadang aku butuh musik dan menggunakannya untuk mengimbangi otakku dan kecerdasanku serta untuk membuatku merasa seperti diriku sendiri secara emosional)

Beyond my solo project (the trilogy) my further motivation and projection is to find other musicians to form a ‘democratic’ band. I tend to prefer my emotional life, to live the moment, and focus upon emotions.  This is me.

(diluar proyek soloku (the trilogy), niatku kedepan adalah membuat proyek dengan musisi lain dan membentuk band yang ‘demokratis’. aku cenderung memilih kehidupanku yang penuh rasa emosional. agar bisa menikmati setiap momen dan hanya berfokus pada emosi-emosi yang aku rasakan. inilah aku)

kumiusik: what is the meaning of “Glam Aspic” ? (apakah “Glam Aspic” memiliki sebuah arti?)

Glam Aspic: “Glam” is not generic, it has nothing to do with the style of music i play. But it’s my glamorous side,  my relish for nice clothes sometimes, i like to shine.

(“Glam” bukanlah dianggap sebagai genre, itu tidak ada hubungannya dengan gaya bermusik yang aku mainkan. Glam disini artinya lebih kepada sisi glamor dalam diriku, contohnya seperti kesukaanku dalam berpakaian bagus, karena aku suka tampil bersinar)

“Aspic” is a French word which means in English translation: an ‘asp’ or ‘aspis’ and is connected to the viper snake that Cleopatra used in order to commit suicide.

(sedangkan “Aspic” adalah kosa kata bahasa Prancis, dalam bahasa inggris ‘asp’ atau ‘aspis’ dan itu berkaitan dengan ular viper yang digunakan Cleopatra untuk bunuh diri)

I took the word into my artist name because when i was younger i once said a lie that i was dead and pretended i was dead to my lover a bit like Pinocchio after all. So, nothing in my name has anything to do with  food, with this dish called jelly (or ‘aspic’ in English”). It’s a hybrid type of name.

(aku menggunakan kata tersebut untuk nama panggungku karena ketika aku masih muda, aku pernah berbohong. aku mengatakan bahwa aku telah mati, dan aku pura-pura mati di depan mantan kekasihku. sedikit terlihat seperti Pinokio. jadi, namaku tidak terkait dengan makanan apapun, termasuk jenis makanan jeli atau aspic dalam bahasa inggris)

kumiusik: can you tell me when and how did you start making music? (bagaimana awalnya kamu bisa mengerjakan semuanya, dalam hal ini tentu saja musik?)

Glam Aspic: I remember learning a bit of guitar when i was 15 y-o and at the time i felt crazy for the album Nevermind by Nirvana and i started to sing without knowing how yelling. This is how i called myself an “upset soprano ” or “soprano contrarié ” in French.

(aku ingat saat itu pertama belajar gitar ketika usia 15 tahun dan aku tergila-gila dengan album Nevermind dari Nirvana. aku mulai mencoba bernyanyi tanpa tahu caranya sehingga aku hanya teriak-teriak saja. itu alasan mengapa aku menyebut diriku sebagai “upset soprano” (penyanyi suara tinggi yang menyedihkan) atau “soprano contrarié ” dalam bahasa Prancis)

I don’t really play an instrument and dont know much about music theory, i am self-taught musicien and song-writer. Another anecdote when i was a teenagers my brother would try to provoke me and would say that i played the guitar “like an angel that has fallen on a harp”. I prefer leaning on other musicians to play the instruments.

(aku tidak terlalu bisa bermain alat musik dan tidak begitu tahu teori musik, aku musisi dan penulis lagu secara otodidak. lelucon lain ketika aku remaja adalah bahwa sodara lelakiku pernah mencoba untuk memprovokasiku dan mengatakan bahwa ketika aku bermain gitar, aku bagaikan malaikat yang jatuh diatas harpa. aku lebih memilih untuk mengandalkan orang lain untuk memainkan instrumen/alat musik)

My inspiration to start music was my encounter with Jeff Buckley , who became my mentor and taught me how to sing like him a little bit later.

(inspirasiku mulai bermusik adalah ketika aku mengenal Jeff Buckley. ia menjadi mentorku dan mengajariku cara bernyanyi seperti dia)

kumiusik: how do you define your music genre? and why did you choose that? (kamu sebut apa musik yang kamu ciptakan? dan kenapa kamu memilih itu)

Glam Aspic: Rock. Because it is simply my genre, my attitude,  my voice,  even if i don’t like categorizing, everything is due to change, to evolve. Some  of my songs sound like pop or others will sound like soul music, you never know.

(Rock. karena itu simpelnya adalah genreku, sikapku, suaraku. meskipun aku tidak suka mengkategorisasikan sesuatu, semua hal pasti akan berubah dan berkembang seiring dengan waktu, sehingga kadang sebagian lagu-laguku terdengar seperti genre Pop atau Soul, kamu tidak akan pernah tahu)

kumiusik: in this “Limbo Bimbo” album that was released in 2016 (sorry if i wrong), there was a song called “I Want to Suicide but I Don’t Wanna Die”.  could you tell me the story behind that song? (pada album “Limbo Bimbo” yang rilis pada 2016 (maaf jika aku salah) ada lagu berjudul “I want to Suicide but I Don’t Wanna Die” bisa kau ceritakan lagu itu tentang apa?)

Glam Aspic: “Limbo Bimbo ” was written very long ago and ended in 2016 but the release was in December, 13th 2019. It is probably on some of the streaming platforms that the info went out wrong.

(“Limbo Bimbo” ditulis sudah lama dan selesai pada 2016, tetapi baru dirilis pada 13 Desember 2019. mungkin terdapat kesalahan informasi dari berbagai platform streaming yang ada)

The song “I Want To Suicide But I Don’t Wanna Die” is about all of the traumatic experiences you can have in life, specifically in teens. At the time i was into unfettered expériences and  self-hatred , this unleashed violence that you may undergo in life.  I realized that we are all just specks of dust (just like humble).

(lagu “I Want To Suicide But I Don’t Wanna Die” adalah tentang pengalaman yang menimbulkan trauma yang pernah kamu rasakan dalam hidup, terutama masa remaja.  Saat itu aku mengalami pengalaman yang tak terbatas, dan aku membenci diriku sendiri. aku menyadari bahwa kita semua hanyalah debu (menggambarkan kerendahan hati)

The lyric speak for themselves “Oh share my thorny crown, it gnaws at my flesh, oh whoreship me again” it’s like crying out to Jesus like excruciating.  You also have the line “My relatives wont lend a band, Assaulted by my fears i fall”.

(hal tersebut dapat dilihat dari sepenggal lirik ini “oh bagikan mahkotaku yang berduri, itu menggerogoti dagingku, oh memenggal aku lagi” itu seperti tangisan menyiksa kepada Yesus. itu juga bisa dilihat dari lirik “kerabat saya tidak akan meminjamkan band, diserang oleh ketakutan saya, saya terjatuh”)

kumiusik: do you have any mission that was included in every lyrics you made? (apakah kamu memiliki misi tersendiri yang dimasukan pada setiap lirik lagu yang kamu buat?)

Glam Aspic: I truly believe that we all have a mission, at least at some point of our existence (i read that in a book by Paul Coelho) but never beyond human, i am here sitting,  in confinement, and here coming with my pathos i would like to be there for you and shine. I want to Share and to give a bit of compassion, of hope, a bit of light inside and share. We need some sunshine.

(aku sangatlah percaya bahwa kita semua memiliki misi, setidaknya dalam beberapa titik dari eksistensi kita.  (aku membaca hal itu dari buku karangan Paul Coelho). tapi tidak pernah melampaui manusia, aku disini duduk, terkurung, dan disini datang dengan segala kesedihanku, aku ingin ada untukmu dan bersinar. aku ingin berbagi belas kasih, harapan, dan sedikit cahaya dari diriku dan membagikannya. karena kita terkadang membutuhkan matahari dalam hidup kita)

kumiusik: how did you write all the lyrics for your songs? what inspires you? (bagaimana proses kamu menulis lirik? apa yang menjadi inspirasi?)

Glam Aspic: The lyrics came before the music very often. My creative process is like writing keywords, details, thoughts at random or not,  like writing a word, and finally a whole cluster of words comes from my body and guts.

(biasanya liriknya jadi duluan. proses kreatifku biasanya menuliskan kata kunci, detail, pikiran-pikiran bisa acak atau tidak, menuliskan kalimat, dan akhirnya segerombolan kata-kata keluar dari tubuh dan nyaliku)

It’s a bit like the song is your baby, it’s creation, you have the skeleton,  and you flesh it out. It is also an urge. To me music creation is something “mental” it is a little tune that you sing,  repeat time and time again , and even if you know the words by heart for long , singing or playing this song will help you inside,  body and mind. A good song help your mind and completes an inner circle. It makes sense to me to create for my mind and health.

(ini bisa juga dianggap bahwa lagu adalah bayimu, itu merupakan sebuah kreasi,  kamu memiliki kerangka, lalu kamu menyempurnakannya. hal tersebut juga merupakan sebuah dorongan. untukku, karya musik adalah “mental“, sedikit nada yang kamu nyanyikan, berulang-ulang kali dan meskipun kamu tahu kata-katanya dari hati sejak lama, bernyanyi atau memainkan lagu ini bisa membantu dirimu, baik membantu tubuh maupun pikiran. sebuah lagu indah bisa membantu pikiranmu dan melengkapi “inner circle”. hal tersebut menjadi masuk akal bagiku untuk  menciptakan kesehatan dan cara berpikirku)

Other musicians are also very influential to me: Foo Fighters,  Queen, Linkin Park,  Marilyn Manson, Indochine, and George Michael.

(beberapa musisi juga sangat berpengaruh bagiku seperti: Foo Fighters,  Queen, Linkin Park,  Marilyn Manson, Indochine, dan George Michael)

kumiusik: what do you expect from people, from the music you have created? (apa yang kamu harapkan dari orang-orang, dari musik yang sudah kamu ciptakan?)’

Glam Aspic: I would love so much to find a response to my art, and to find an echo, a stong fanbase. My solo releases started in June, 2019 (not 2016 to set the record straight) so i’m just at the beginning.

(aku sangat senang untuk melihat respons orang-orang terhadap karyaku, dan untuk menemukan gema, sebuah fanbase yang kuat. solo ku rilis mulai Juni 2019 (bukan 2016), jadi aku baru pada tahap permulaan)

You have line “I want to Suicide but I don’t Wanna Die”: “My life is just like a long payer A Scream where you met me out there ” If i can meet the minds connect to others it’s only positive . Keep the faith.

(kamu bisa melihat lirik dari lagu “i want to suicide but i don’t Wanna Die“: “hidup saya seperti seorang pembayar panjang” dan “jeritan di mana Anda bertemu saya di luar sana”. jika aku bisa memenuhi pikiran yang saling terhubung ke orang lain, itu sangatlah positif, tetaplah percaya)

mungkin hanya sedikit ini saja informasi yang bisa gue bagikan tentang Glam Aspic, jangan lupa share dan comment ya kawan-kawan.


Penerjemah: Instagram/@shoenna

Kontak.

Facebook       : https://www.facebook.com/glam.aspic/

Twitter           : https://twitter.com/glam_aspic

Instagram     : https://www.instagram.com/glam_aspic/