Interviu Bersama Livia Rita: Penggagas Esensi Seni ‘Futronica’ dari Daratan Eropa

Livia Rita: Penggagas Esensi Seni ‘Futronica’ dari Daratan Eropa

EKSENTRIK, tampaknya menjadi kata yang tepat untuk seniman/musisi/aktris dan masih banyak variasi kata, yang sesuai untuk wanita multi talenta asal London. perkenalkan, Livia Rita.

Livia Rita memiliki kolektif yang dinamakan Avantgardeners, sebuah komunitas berisikan para pekerja seni dalam segala bidang, memungkinkan setiap individu dalam komunitas tersebut berpikir secara bebas dengan daya pikir esensial sehingga menciptakan sebuah gagasan hingga kreativitas baru.

musik Livia Rita, bisa  dikatakan sangat eklektik yang dikombinasikan dengan berbagai gaya, mulai dari avant-garde, electronic pop, new wave, hingga eksperimental, Livia menyebutnya sebagai ‘Futronica/Apocalyptic Pop’. cukup sulit untuk diluluhkan, namun keunikan gaya yang dimiliki begitu artisktik nan pelik. silahkan tonton video dari single terbaru berjudul Age of Fatality:

dengan cara pikir yang begitu progresif, Livia Rita menciptakan sebuah dunia yang dipenuhi belukar rupawan, sehingga mengaktifkan setiap indra yang dimiliki manusia menjadi takjub pada setiap pertunjukannya.

lirik yang merujuk kepada mimpi dan fantasi merupakan esensi yang tidak bisa dipisahkan, dalam setiap karyanya. tak terkecuali isu aktivisme iklim dan pemberontakan gender juga terdapat di setiap lagunya. silahkan dinikmati wawancara kumiusik dengan Livia Rita pada 1 Desember 2020:

kumiusik: May you introduce yourself? (bisa perkenalkan dirimu?)

Livia Rita: Hey, I’m Livia Rita and I write original songs for immersive live shows, in which I merge music, dance and ArtFashion. At the moment I‘m just finishing up my debut album, FUGA FUTURA, a collection of songs about a creature metamorphoses and posthuman identities… For now, the pandemic has led to me living like a confused, but happy european nomad, but usually I spend my time living between London and my home in the Alps.

(hai, aku Livia Rita dan aku menulis lagu orisinil untuk pertunjukan live yang imersif, di mana aku menggabungkan musik, tari, dan ArtFashion. saat ini aku baru menyelesaikan debut albumku, FUGA FUTURA, sebuah kumpulan lagu tentang makhluk yang bermetamorfosis dan juga identitas post-human… saat ini, pandemi telah membuatku hidup seperti seorang pengembara Eropa yang bingung namun bahagia, karna biasanya aku menghabiskan waktuku antara di London dan di rumahku di Alpen)

kumiusik: So, what do you call the kind of music you create? (jadi, kamu sebut apa musik yang kamu ciptakan?)

Livia Rita: I’m still thinking about that one! My musical style is very eclectic, which makes it hard to describe. I would say that it is lost somewhere between electronica, pop and other things. I feel restrained by categories, so I would prefer to choose terms that open possibilities rather than closing them off…perhaps futronica or apocalyptic pop sound more accurate and fun?! My music is constantly negotiating between ideas of escapism and activism.

(Aku masih memikirkan tentang hal itu! Gaya musikku sangat eklektik, jadi sulit untuk dijelaskan. Aku akan bilang bahwa musikku adalah antara electronica, pop, dan yang lainnya. Aku merasa dibatasi oleh kategori, jadi aku lebih suka memilih istilah yang membuka kemungkinan daripada menutupnya… mungkin futronica atau pop apokaliptik terdengar lebih akurat dan menarik. musikku terus berkutat antara ide pelarian dan aktivisme)

kumiusik: When you started making your own music? What triggered you? (kapan kamu mulai membuat musikmu sendiri apa yang mendorongmu?)

Livia Rita: Making music allows me to mark moments in time that I want to remember; to capture significant feelings in a song. As an artist, I am driven by emotion; both as a means of introspection and communication. For me personally, music can give form to the most raw and genuine of emotions. I hope to use my music to try to inspire change and empower others, but the desire for expression and connection are always at the core.

(membuat musik memungkinkanku menandai suatu momen yang ingin aku kenang; untuk menangkap perasaan yang berarti dalam sebuah lagu. sebagai seorang seniman, aku didorong oleh emosi; baik sebagai sarana introspeksi maupun komunikasi. untukku pribadi, musik bisa memberiku emosi dalam bentuk yang paling murni dan asli. Aku harap bisa menggunakan musikku untuk menginspirasi perubahan dan memberdayakan sesama, tapi keinginan untuk berekspresi dan berkoneksi selalu jadi yang utama)

kumiusik: Honestly, I don’t know how to describe you Livia Rita, a musician, a writer, or a performance cause you look perfect on any of them. So, can you describe to me? (sejujurnya, aku tidak tahu cara mendeskripsikan dirimu, seorang musisi, seorang penulis, seorang penampil karena kamu terlihat sempurna di semua itu. Jadi, bisa kau deskripsikan untukku?)

Livia Rita: It’s messy! I feel my ideas tend to be expansive. I envisage entire worlds and new identities… and to better realise these concepts, I have to combine all kinds of artforms, from set design and ArtFashion to dance and performance art. I want to explore alternative realities and overwhelm the senses, so I make these immersive performances to do just that. I believe that performing with my body and voice is my ultimate favourite experience, it feels intimate and inclusive. It is beautiful how live performance becomes an exchange with the audience, like a shared moment of emotional togetherness… that’s quite magical, and the hunt for that feeling definitely drives me.

(agak berantakan sebenarnya. Aku merasa ideku sangat luas. Aku membayangkan seluruh dunia dan sebuah identitas baru… dan untuk mewujudkan konsep ini dengan baik, aku harus menggabungkan semua jenis bentuk seni, dari desain set dan ArtFashion hingga seni tari dan pertunjukan. Aku ingin mengeksplor realitas alternatif dan memperkuat indraku, jadi aku membuat pertunjukan-pertunjukan imersif tersebut. Tampil dengan tubuh dan suaraku adalah pengalaman favoritku, rasanya intim dan inklusif. Sungguh indah bagaimana dalam pertunjukan live kita bisa saling memberi dengan penonton, seperti bertukar emosi dan momen kebersamaan… rasanya ajaib, dan pencarian terhadap rasa itulah yang selama ini selalu mendorongku)

kumiusik: Can you tell, how does the process of making a song? (Bagaimana proses pembuatan sebuah lagu?)

Livia Rita: It tends to be a long process over many revisions. Since this is my first album, I feel I have had to figure a lot of things out for the first time, but here’s what seems to work for me: I collect memories, melodies, and lyric ideas; I begin building visual concepts. Next, I take all of this and I let them ‘date‘ each other, seeing which ideas work well in combination. As these connections build into a web, a full little song universe grows. It’s like a puzzle – all these little connections need to be figured out and reinforced to create an overall sense of the song as a whole. I like the challenge of bringing it all together, it can be a real brain work out! In the end, I arrive at a place where it all makes sense – to me, at least… although for new work, I’m always open and excited to try out a different process.

(cukup memakan waktu yang lama dan melewati banyak proses revisi. Karena ini adalah album pertamaku, aku harus memikirkan banyak hal untuk pertama kalinya, tapi inilah yang tampaknya berhasil bagiku: aku mengumpulkan memori, melodi, dan ide lirik; lalu aku mulai membangun konsep visualnya. Selanjutnya, aku mengambil itu semua dan membiarkan mereka “berkencan” satu sama lain, dan melihat ide mana yang berhasil dalam sebuah kombinasi. Setelah koneksi ini dibangun menjadi sebuah jaringan, lagu yang lengkap pun tumbuh. Seperti teka-teki semua koneksi kecil ini perlu dipecahkan dan diperkuat untuk menciptakan keseluruhan lagu yang utuh. Aku suka tantangan untuk menyatukan itu semua, benar-benar bisa menjadi latihan otak! Pada akhirnya, aku sampai di tempat di mana semuanya masuk akal – setidaknya untukku… meskipun untuk karya baru, aku selalu terbuka dan semangat untuk mencoba proses yang berbeda)

kumiusik: Most of the lyrics created your created talk about what? (kebanyakan lirik yang kamu ciptakan berbicara tentang apa?)

Livia Rita: I strive for the lyrics to be an honest portrayal of my inner world, and I think there is always the underlying suggestion of an abundance or absence of love. Some of the lyrics indulge much more into dreams and fantasy; ‘what could be’ and ‘who we could be’. Themes of climate activism and gender rebellion also come through as both mean a great deal to me.

(Aku berusaha agar lirik laguku menjadi gambaran yang jujur dari dunia batinku, dan aku rasa selalu ada ide yang mendasar tentang kelimpahan maupun ketidakadaan cinta. beberapa lirikku merujuk kepada mimpi dan fantasi, ‘apa yang akan terjadi’ dan ‘siapa kita bisa menjadi’. tema aktivisme iklim dan pemberontakan gender juga muncul karena keduanya sangat berarti bagiku)

kumiusik: When we can enjoy the debut album from Livia Rita? (kapan kita bisa menikmati album perdana dari Livia Rita?)

Livia Rita:  I‘m so impatient and just unimaginably thrilled to share it with you soon! FUGA FUTURA will be coming in early March, with singles being released in the run up. It has been a long writing & recording process. I had no idea it would take so long but maybe it is not so surprising, as I’ve created the whole 11-track album with just one other person (Toma), making many little DIY studios, in different rooms, across different countries. To be honest, what has made the process even longer has been all the other performances that came in between. I kept having ideas and wanting to interact with communities, so we did lots of live shows; from Brexit weddings, to ski lift fashion shows, to tours of places I’d never been before.

(Aku sangat tidak sabar dan sangat senang untuk segera membagikannya! FUGA FUTURA akan rilis pada awal Maret, dengan single yang akan dirilis dahulu. Ini adalah proses penulisan dan rekaman yang cukup panjang. Aku tidak tahu kalau ini akan memakan waktu lama tapi mungkin sudah bukan kejutan lagi, karena aku membuat seluruh album 11 lagu ini hanya dibantu oleh satu orang lain (Toma), lalu membuat banyak studio DIY dalam ruangan berbeda di berbagai Negara. sejujurnya, yang membuat proses ini lebih lama adalah pertunjukan-pertunjukan yang aku lakukan di antara proses pembuatan album ini. Aku terus mendapat ide dan ingin berinteraksi dengan berbagai komunitas, jadi kami melakukan banyak pertunjukan live; mulai dari pernikahan Brexit, peragaan busana lift ski, sampai tur ke tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya)

kumiusik: With Livia Rita, are there any specific messages you want to convey to your listeners? (dengan adanya Livia Rita, apakah ada pesan tertentu yang ingin kamu sampaikan untuk para pendengarmu?)

Livia Rita: Let’s create some magic on this planet. Let’s push for change for the better. Let’s connect. Let’s stick together. Let’s empathise. Let’s be ambitious. Let’s allow ideas of utopia! It’s time to reinvent our notions of beauty and reimagine our place in nature. It’s time to push beyond archaic ideas of sexuality and gender. Let’s indulge in the hunger for the new, whilst taking care of the valuable things we as humanity have achieved.

(mari ciptakan keajaiban di bumi ini. mari dorong perubahan ke yang lebih baik. mari saling terhubung. mari tetap bersama. mari berempati. mari berambisi. mari perkenankan ide utopia! saatnya untuk menemukan kembali gagasan kita tentang kecantikan dan menata kembali tempat kita di alam. saatnya untuk melampaui gagasan kuno tentang seksualitas dan gender. nari nikmati keinginan kita pada sesuatu yang baru, sambil tetap menjaga hal-hal berharga yang telah kita capai sebagai umat manusia)

kumiusik: Last question, why did you choose to play the music you are playing now? (pertanyaan terakhir, kenapa kamu memilih memainkan musik yang kalian mainkan sekarang)

Livia Rita: The planet is sick. We are living in crazy times. The central message of the album is of preparing for an ambitious new future together. A lot of troubling forces are at work right now and the world is increasingly polarised; the richer get richer, the poor get poorer and nature is on the very edge. We need to gather our energy and strength to stand up for those most disadvantaged, including nature herself. There is so much anxiety surrounding the times to come, but I want to amplify hope. It is through community and care that we can forge a more positive future.

(planet ini sudah sakit. Kita hidup di masa yang sulit. pesan utama dari album ini adalah untuk mempersiapkan masa depan yang ambisius bersama. saat ini banyak kekuatan yang mengganggu dan dunia semakin terpolarisasi; yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin dan dunia sedang berada di ujung tanduk. Kita perlu mengumpulkan energi dan kekuatan untuk membela mereka yang tidak beruntung, termasuk alam itu sendiri. akan ada banyak kecemasan yang meliputi kita nanti, tapi aku ingin memperkuat harapanku. melalui komunitas dan kepedulian kita dapat menempa masa depan yang lebih positif)

mungkin hanya sedikit ini saja informasi yang bisa gue bagikan tentang Livia Rita, jangan lupa share dan comment ya kawan-kawan.


Penerjemah: Instagram/@farahfaw

Kontak.

Website         : https://www.liviarita.com/

Facebook       : https://www.facebook.com/liviaritamusic

Twitter           : https://twitter.com/liviaritamusic

Instagram     : https://www.instagram.com/liviarita/

Penulis: febrian adi

part-time music enthusiast. full-time human.

Tinggalkan komentar