Interviu Bersama Borito: Musik Dopamin dari Pesisir Tel Aviv

TERLAHIR dari kota dengan julukan ‘Miami of the Middle East’ Tel Aviv, Israel. Sekelompok muda mudi menyatukan pikiran dan visi, demi kembali bernostalgia akan suasana liburan musim panas. Membawakan musik yang penuh warna, seakan mengajak para pendengar untuk menari bebas di bawah pengaruh post-funk hingga indie pop dengan begitu sahih, perkenalkan Borito.

Bukan hanya irama lagu yang begitu syahdu terdengar. Borito seperti sekumpulan manusia yang memiliki bakat murni dan dipertemukan oleh takdir, dari mana penulis tahu? mungkin sedikit penjelasan dari salah satu personel Yael Copeland bisa membuatmu percaya.

Shahar Levi is my partner in leading the band, He is the drummer and co – producer. He is also a very talented sound engineer. Sivan Tzuf Dahan is the keyboardist. She is an extremely talented musician that adds to the music and live shows immensely. Yoni Deutsch is the bass player, he is the glue of the music and the heart beat. He put out a solo album in Hebrew that is really great,ungkap Copeland kepada ku·mi·usik.

Harmonisasi riang diracik sedemikian rupa dengan unsur indie pop, berdasar pada rock, folk, dan beberapa adegan lo-fi dan hi-fi di setiap konteks musik dari Borito. Lirik sederhana tentang tumbuh dewasa, masa Bahagia, hingga keseharian yang dilalui tak terlepas dari kreativitas mereka. Silahkan dengarkan melalui platform digital spotify:

Sampai saat ini dan seterusnya, Borito akan terus konsisten membawa irama kebahagiaan bagi siapapun yang mendengar. Tak hanya bercerita tentang Borito, Yael Copeland juga menerangkan sedikit banyak tentang skena musik dari tempat asalnya, Israel. Silahkan nikmati sedikit wawancara ku·mi·usik bersama Yael Copeland pada 25 Mei 2022:

ku·mi·usik: May introduce your band? (Bisa perkenalkan band-mu?)

Yael Copeland: So.. My name is Yael and I’m the lead singer and guitar player for Borito. We are a four piece band from Tel Aviv.  We started playing in the end of 2019 and through the pandemic wanted to create music that will make us and others happy.

(Jadi… namaku adalah Yael, aku adalah penyanyi utama dan pemain gitar untuk Borito. Kami adalah band beranggotakan empat orang asal Tel Aviv. Kami memulai band ini di akhir tahun 2019 dan selama pandemi, kami ingin menciptakan musik yang bisa membuat kami dan orang lain bahagia)

ku·mi·usik: So, what do you call the kind of music that you create? (Jadi, kamu sebut apa musik yang kamu ciptakan?)

Yael Copeland: We mainly play Indie Pop but are influenced by Rock, Folk and different approaches to sound. Mixing between lofi and High- fi productions.

(Pada dasarnya kami memainkan musik Indie Pop, tapi banyak terpengaruh oleh Rock, Folk, dan pendekatan musik yang berbeda, percampuran antara produksi lo-fi dan hi-fi)

ku·mi·usik: Can you tell us how the process of making songs works? (Bagaimana proses pembuatan sebuah lagu?)

Yael Copeland: I write the songs, melodies and lyrics, sometimes Shahar (the drummer and co – producer of the album) is involved with the song writing process. Then I bring the songs to the band and together we arrange and build it to what it is on the album or towards recording the 2nd album. 

(Aku yang menulis lagu, melodi, dan lirik, terkadang Shahar (pemain drum dan co-produser album) ikut terlibat dalam proses penulisan lagu. Lalu aku membawa lagu-lagu tersebut ke anggota band yang lain lalu kami mengaransemen dan membangun lagu itu bersama-sama menjadi seperti yang ada di album atau untuk bahan rekaman album ke-2)

ku·mi·usik: And what are the lyrics that you create mostly talked about as regards? (Kebanyakan lirik yang tercipta, berbicara tentang apa?)

Yael Copeland: The lyrics are about growing up and facing the uncertain future of this world. It is about small happy moments and also hardships of everyday life.

(Lirik lagu kami sebagian besar berbicara tentang tumbuh dewasa dan menghadapi masa depan, tentang saat-saat bahagia yang sederhana dan juga tentang kesulitan hidup sehari-hari)

ku·mi·usik: This question for Yael Copeland, how you gather the members and decided to form Borito? (Untuk Yael Copeland, bagaimana kamu mengumpulkan para personel dan memutuskan untuk membentuk Borito?)

Yael Copeland: Shahar and I started playing together and recording songs.. we felt like we have something special that makes us happy so we started to record with Yoni and it just grew and grew. Sivan joined after the album was recorded and then we became a real band, a small family.

(Aku dan Shahar mulai bermain musik bersama dan merekam lagu. Kami rasa kami memiliki sesuatu yang spesial yang membuat kami bahagia, jadi kami mulai merekam lagu dengan Yoni dan hal itu terus berkembang. Sivan bergabung setelah album selesai direkam, kemudian kami menjadi band yang sesungguhnya, menjadi sebuah keluarga kecil)

ku·mi·usik: Can you tell us a little bit about music scene in Israel, especially in Tel Aviv? (Bisa ceritakan sedikit tentang skena musik di Israel, terutama di Tel Aviv?)

Yael Copeland: Tel Aviv music scene is a very diverse place to create music. It is very small but there are wonderful musicians, very dedicated to their craft.  There are all kinds of influences here: pop, middle eastren, punk, Indie, Jazz and more… We have a few festivals and cool venues here in Tel aviv. There is also mainstream music that has the main attraction here. Middle eastren – pop, Hip Hop, Pop is very big here. We work more and create in the indie scene. 

(Skena musik Tel Aviv adalah tempat yang sangat beragam untuk membuat musik. Sangat kecil namun ada banyak musisi yang luar biasa, yang sangat berdedikasi untuk karya mereka. Ada berbagai macam pengaruh di sini; pop, timur tengah, indie, jazz, dan banyak lagi… kami punya banyak festival dan tempat yang keren di Tel Aviv. Ada juga musik mainstream yang menjadi daya tarik di sini. Pop timur tengah, hiphop, pop, sangat besar di sini. Kami lebih banyak berkarya dan berkreasi di kancah indie)

ku·mi·usik: Please tell us more about your debut ‘What We Have Now? How the process? And like we know the album is record in the middle of this pandemic. (Ceritakan lebih lanjut tentang debut ‘What We Have Now’, bagaimana prosesnya? Seperti yang kita tahu album ini dikerjakan di tengah pandemic seperti ini)

Yael Copeland: So this album was born a little before the pandemic hit and we decided to continue to record and put it out even though the situation was very uncertain. The songs were written by me and Shahar and I recorded some demos, me on the guitar and him on the drums. The mixing and mastering process happend at home when we were in quarantine. We played shows whenever we could and really owe a lot of thanks to social media for spreading our music and reaching to other places around the world while everyone is at home.

(Album ini lahir sesaat sebelum pandemi melanda dan kami memutuskan untuk melanjutkan merekamnya dan merilisnya walaupun situasinya sangat tidak menentu. Lagu-lagu di dalamnya ditulis olehku dan Shahar, lalu aku juga merekam beberapa demo, aku memainkan gitar dan Shahar memainkan drum. Proses mixing dan mastering-nya dilakukan di rumah saat kami sedang dalam karantina. Kami memainkan pertunjukan kapan pun kami bisa dan kami sangat berterima kasih pada sosial media yang telah menyebarkan musik kami dan menjangkau tempat-tempat lain di seluruh dunia ketika semua orang berada di rumah)

ku·mi·usik: With Your music are there any specific messages that you want to convey to your music lover? (Dengan musikmu, apakah ada pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada para penikmat musikmu?)

Yael Copeland: First of all, I’m so happy that people love our music that means a lot to us. We want whoever is listening to know they are not alone, that even when things are hard you can try and be optimistic, always dance in your room alone and know that better days are ahead.

(Pertama, aku sangat senang bahwa orang-orang menyukai musik kami, itu sangat berarti bagi kami. Kami ingin siapa pun yang mendengarkan musik kami tahu bahwa mereka tidak sendirian, bahwa bahkan ketika keadaan terasa sulit kita tetap bisa mencoba dan tetap optimis. Menarilah sendirian di kamar kalian dan ketahuilah bahwa hari yang lebih baik akan segera datang)

ku·mi·usik: Last question. What is your view on the costs that the pandemic has brought to the world and how do you see art and music in this new era? (Bagaimana pandangan kamu tentang biaya yang ditimbulkan oleh pandemi ke dunia dan bagaimana kamu melihat seni dan musik di era baru ini?)

Yael Copeland: This is a big one haha. It was very difficult for us to live in  a world without live music. We did feel that because everyone is stuck in their houses, it didn’t really matter where we were from in the world. That gives us some hope that we can reach audiences from across the globe, I feel that after the pandemic this is still relevant. People are open to music from all kinds of places in different languages.

(Ini pertanyaan yang besar, haha. Sangat sulit bagi kami untuk hidup dalam dunia tanpa musik live. Kami merasakannya karena semua orang terjebak di dalam rumah, tidak peduli dari mana kita berasal. Hal itu memberi kami harapan bahwa kami bisa menjangkau pendengar dari seluruh penjuru dunia, aku merasa setelah pandemi pun hal ini masih relevan. Orang-orang sangat terbuka untuk musik dari semua jenis tempat dalam bahasa yang berbeda)

Mungkin hanya sedikit ini saja informasi yang bisa gue bagikan tentang Borito, jangan lupa share dan comment ya kawan-kawan.


Penerjemah   : Instagram/@farahfaw

Kontak.

Website          : https://www.boritoband.com/

Facebook       : https://www.facebook.com/boritoband

Instagram      : https://www.instagram.com/borito_band/