Interviu Bersama The SoapGirls: Ekspresi Murni Kebebasan Persembahan Dua Saudari

MEMUKAU, atraktif serta memesona. Tiga kata yang tepat ditujukan untuk dua saudari kandung kelahiran Prancis dan dibesarkan di Afrika Selatan. Perkenalkan Camille dan Noemie Debray yang tergabung dalam The SoapGirls.

Nama yang terdengar pelik untuk sebuah band berisikan dua saudari. Namun, pemilihan nama itu memang memiliki memori tersendiri bagi kedua dara tersebut.

We started out street performing at ages 8 and 9 selling soaps to raise funds for charities and childrens hospitals in South Africa , we were nicknamed The SoapGirls , and since then the name has stuck and we are proud of our beginnings,ungkap The SoapGirls kepada ku·mi·usik.

Seperti semangat perjuangan yang tak pernah padam dari para personel. Euforia tersebut juga berlaku dari musik yang dibawakan. Iringan rok terdengar begitu kental di setiap irama koheren bersama beberapa nada grunge, punk, rock n roll hingga alternatif. Sayatan distorsi gitar yang begitu tajam serta gebukan drum nan terdengar agresif menjadi syarat umum untuk musik The SoapGirls. Silahkan dengarkan melalui platform digital spotify:

Baru-baru ini The SoapGirls juga melahirkan album teranyar bertajuk ‘In My Skin’ pada 18 Juni 2022. Album berisikan 14 trek tersebut mewakili pelbagai topik penting bagi Millie dan Mie seiring dengan pandemi yang masih melanda.

Seiring dengan musik yang dimainkan, The SoapGirls juga menampilkan ekspresi panggung dengan begitu bebas. Persiapan kustom yang dirancang secara DIY (do it youself) memaknai bahwa, mereka adalah pribadi yang konsisten, menakjubkan, dan memukau seluruh orang yang menyaksikannya membakar panggung di setiap penampilannya.

ku·mi·usik berksempatan untuk mewawancarai kedua saudari dari The SoapGirls pada 25 Mei 2022. Silahkan dinikmati:

ku·mi·usik: May introduce your band? (Bisa perkenalkan band-mu?)

The SoapGirls:   Hey we are The SoapGirls I (Mille) am the bass player and sing and I (Mie) am the guitarist Andy sing, we are both sisters and have been performing since forever.

(Hai, kami adalah The SoapGirls! Aku (Mille) adalah pemain bass dan penyanyi, dan aku (Mie) adalah gitaris dan penyanyi juga, kami  berdua bersaudara dan sudah bermain musik sejak lama)

ku·mi·usik: Does the word “SoapGirls” have meaning? (Apakah ‘SoapGirls’ memiliki sebuah arti?)

The SoapGirls:   Yes, of course the word SoapGirls for us represents everything we stand for which is freedom, determination and passion.

(Ya, tentu saja kata SoapGirls bagi kami mewakili semua yang kami perjuangkan, yaitu kebebasan, tekad, dan semangat)

ku·mi·usik: So, what do you call the kind of music that you create? (Jadi, kamu sebut apa musik yang kamu ciptakan?)

The SoapGirls:   If we had to call it something we’d say it’s predominantly rock with influences of pop , punk and grunge.

(Jika harus menjulukinya sesuatu, kami akan bilang bahwa musik kami didominasi rock dengan pengaruh pop, punk, dan grunge)

ku·mi·usik: Can you tell us how the process of making songs works? (Bagaimana proses pembuatan sebuah lagu?)

The SoapGirls:  When we write our songs it’s always together and usually when we’re feeling strong emotions about something, we use our songs as a way to express how we feel about experiences /issues that we’ve been through and what is going on in the world , our songwriting process is very organic and always starts with music first and lyrics after.

(Ketika kami menulis lagu, kami selalu menulisnya bersama-sama dan biasanya ketika kami merasakan emosi yang kuat akan sesuatu, kami menggunakan lagu kami sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan kami tentang pengalaman/masalah yang telah kami lalui dan apa yang sedang terjadi di dunia. Proses penulisan lagu kami sangat natural dan selalu dimulai dengan musik dulu baru kemudian liriknya)

ku·mi·usik: And what are the lyrics that you create mostly talked about as regards? (Kebanyakan lirik yang tercipta, berbicara tentang apa?)

The SoapGirls:   Issues in the world, range of human emotions and experiences , Theres a message in every song. 

(Isu-isu di dunia dan berbagai macam perasaan dan pengalaman manusia. Ada pesan tersendiri di setiap lagu kami)

ku·mi·usik: Your costume in every performance is so fascinating! Where the idea for the costume came up? (Kostum yang kamu gunakan di setiap penampilan begitu memukau. Dari mana ide kustom tersebut datang?)

The SoapGirls: Thank you so much , everything we do is DIY , on tour we usually end up making costumes with whatever we can find , sometimes just paint and tape, there isn’t space in the tour van for a whole wardrobe , so we have to be creative when making outfits, also Freedom is a major part of our message and existence so make sure to express it onstage.

(Terima kasih banyak, semua yang kami lakukan adalah swakarya, pada saat tur biasanya kami membuat kostum dari apapun yang kami temukan, terkadang hanya sekedar cat dan selotip. Tidak ada ruang di van tur untuk seluruh lemari pakaian jadi kami harus melakukannya dengan kreatif saat membuat kostum. Terlebih lagi kebebasan adalah hal utama dari pesan dan keberadaan kami, jadi kami pastikan untuk mengekspresikannya di atas panggung)

ku·mi·usik: With Your music are there any specific messages that you want to convey to your music lover? (Dengan musikmu, apakah ada pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada para penikmat musikmu?)

The SoapGirls:  Yes we hope that they find solace in our music and empowerment, and creative freedom , in an increasingly corporate world hopefully they are inspired by our music to stay authentic raw and real.

(Ya, kami berharap orang-orang mendapatkan hiburan dari musik dan pemberdayaan kami, dan juga kebebasan berkreasi. Di dunia korporasi yang semakin meningkat, semoga orang-orang terinspirasi oleh musik kami untuk tetap menjadi autentik, murni, dan nyata)

ku·mi·usik: Last question. What is your view on the costs that the pandemic has brought to the world and how do you see art and music in this new era? (Bagaimana pandangan kamu tentang biaya yang ditimbulkan oleh pandemi ke dunia dan bagaimana kamu melihat seni dan musik di era baru ini?)

The SoapGirls:  It’s shocking and senseless all the suffering while the one percent have made even more money while the rest suffer, if it wasn’t for music and the arts many people wouldn’t be here today, music is still the biggest voice of democracy , the pandemic if anything , made us understand the fight for freedom and that the  fight against the establishment is much bigger than we even imagined, we are in an ever changing political landscape and everything has become so commercialised , independent musicians will have to keep very innovative in order to get their music out there and survive.

(Mengejutkan dan tidak masuk akal ketika satu persen manusia menghasilkan lebih banyak uang sementara sisanya menderita. Jika bukan karena musik dan seni, banyak orang tidak akan sampai di titik ini, musik masih merupakan suara demokrasi terbesar. Pandemi membuat kami memahami perjuangan akan kebebasan dan bahwa perjuangan melawan kekuasaan lebih sulit dari yang kami bayangkan. Kita berada dalam lanskap politik yang terus berubah dan semuanya menjadi begitu dikomersialkan. Musisi independen harus tetap inovatif untuk menyebar musik mereka dan bertahan)

Mungkin hanya sedikit ini saja informasi yang bisa gue bagikan tentang The SoapGirls, jangan lupa share dan comment ya kawan-kawan.


Penerjemah   : Instagram/@farahfaw

Kontak.

Website          : https://thesoapgirls.com/

Facebook       : https://www.facebook.com/thesoapgirls

Twitter           : https://twitter.com/the_soapgirls

Instagram      : https://www.instagram.com/the.soapgirls/